"BELAJAR DARI PENGALAMAN MAMA"
Mama adalah orang yang paling berjasa dan sumber kekuatan bagiku dalam menjalani hidup. Apapun yang kulakukam sekarang ini, semuanya untuk mama. Banyak pelajaran berharga yang kuambil dari mama, salah satunya adalah : sebagai perempuan, jangan mau bergantung pada pria. Biar bagaimanapun, pria akan memimpin dan imam dalam keluarga kita, tapi tetap saja perempuan harus mempunyai pegangan untuk diri sendiri. Minimal harus mempunyai pendidikan yang bagus, supaya jangan diremehkan oleh pria. Begitu juga dengan harta, sebisa mungkin harus punya harta pribadi, supaya kalau ada pria yamg jahat, aku tetap bisa menjalani hidup ini tanpa kehadiran pria. Kalau mama, dulunya sangat bergantung, dan waktu ditinggal langsung kelabakan. Sekarang dia jadi kuat dan tegar dalam menjalani hidup ini, tidak bergantung lagi pada pria, apalagi setelah dapat pria ternyata sama pemalasnya dengan papaku yang dulu. Perjuangan mama penuh lika - liku, itu tidak membuatku bersedih. Justru, aku bangga punya mama yang kuat menjalani hidup ini. Mama menjadi panutan, agar aku selalu mempunyai semangat seperti beliau. Mama itu kuat banget, selama 20 tahun membiayai 3 anaknya sendirian, bekerja dari pagi sampai malam.
Mungkin, waktu SD dan SMP aku belum terlalu mengerti, tapi setelah SMA aku terjun langsung menjadi mama dalam tanda kutip, aku baru merasakan beratnya menjadi seorang ibu yang juga tulang punggung keluarga.
Naik bus dari Tanggerang ke Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung. Semua samsat di JABODETABEK diambil semua sama mama. Ikut mama ke lantai 1, 2, 3, 4 , turun ke lantai satu, naik lagi ke lantai 4, wah, capeknya luar biasa.
Itulah mam, niat untuk keluarga sangat kuat, sehingga aku bangga mempunyai mama seperti itu. (selama wawancara, Mita terlihat sangat tegar dan kuat menceritakan pengalaman hidupnya. Tidak ada air mata yang menetes di pipinya)
Hahaha....(tertawa getir) kalau ngobrol sama mama, lebih kuat lagi, mama cerita hidupnya itu lebih parah aku saja yang suka mendengar ceritanya suka bilan "Ya Allah, begini banget ya mama dulu?
Aku belum pernah menangis karena pria, karena ada tembok china di hatiku. Bisa dibilang sedikit trauma, tapi tidak kujadikan beban. Ada kabut yang sedikit membentangi perasaan ini dari pria. Kalau menemukan sedikit pun cacat tentang pria itu, misalkan tentang prinsip hidup, aku pasti nggak mau.
Mama bilang, waktu SD bibirku pernah dipukul sampai jontor dan berdarah oleh papa tiriku. Almarhumah nenek juga pernah bilang kalau aku pernah ditonjok, disiram di kamar mandi dan dikunci dari luar. Jujur, aku tak pernah menangisi kehidupanku yang pahit ini, malah membuatku tambah kuat. Tapi, malah hal - hal yang gak penting malah suka bikin aku nangis. Kebalikannya deh, hahaha...
06/06/11
Kisah Kak Mitha (3)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar